Hari Ke-19
OMBAKPUN MENDENGARKAN
—
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
(Markus 4:41)
—
Yesus dan para murid sedang berada di perahu ketika menyeberangi Danau Galilea. Tiba-tiba terjadi badai, dan danau yang tadinya tenang menjadi ganas – ombak yang dahsyat menerjang dan memukul perahu. Markus menggambarkannya dengan gamblang: “Lalu mengamuklah topan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke daIam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.” (Markus 4:37).
Bayangkan diri Anda dalam perahu ini. Perahu ini memang kuat, tetapi bukan tandingan ombak setinggi 3 meter. Moncong perahu ini tercebur Iebih dulu ke permukaan air. Kekuatan ombak yang berbahaya mengangkat perahu hingga seolah-olah haluannya mengarah langsung ke langit. Selusin pasang tangan bersama dengan tangan Anda berpegangan erat pada tiang kapal. Kepala seluruh rekan sekapal Anda basah dan mata mereka melotot. Anda menajamkan pendengaran agar dapat mendengar suara
yang menenangkan, namun yang Anda dengar hanyalah teriakan dan doa. Tiba-tiba saja Anda sadar – seseorang telah hilang. Di manakah Yesus? DIA tidak ada di tiang kapaI. DIA tidak berpegangan di pinggiran kapal. Di mana DIA? Anda menoleh dan melihat, di sanalah Yesus, sedang tidur meringkuk di buritan!
Anda tidak tahu harus takjub atau marah, karena Anda merasakan keduanya. Bagaimana bisa DIA tidur pada saat seperti ini? Bagaimana Dia bisa tidur di tengah-tengah badai?
Sederhana saja, Dia berkuasa atasnya. Yesus “bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada ombak itu, ‘Diam! Tenanglah! Lalu angin itu mereda dan danau itu
menjadi tenang sekali” (ayat 39). Serta-merta, air yang bergolak menjadi danau yang tenang. Tenang secara tiba-tiba. Tidak beriak. Ombak adalah sasaran-Nya, dan angin adalah hamba-Nya. Seluruh alam semesta adalah kerajaan-Nya.