STANDARISASI KEBENARAN DIRI SENDIRI: “BERDASARKAN TRADISI ATAU FIRMAN TUHAN?
Matius 15:1-9
Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan. Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia
🗓 13 AGUSTUS 2023
🙏 STANDARISASI KEBENARAN DIRI SENDIRI: “BERDASARKAN TRADISI ATAU FIRMAN TUHAN?”
📖 Matius 15:1-9
_ Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan. Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia_.
Bacaan Alkitab
Nehemia 6-7
1 Petrus 1
Amsal 21:8-10
Renungan
Tentunya setiap kita bertumbuh dalam tradisi atau kebiasaan tertentu. Tradisi ini merupakan adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih terus dilakukan dan memiliki anggapan bahwa hal tersebut merupakan suatu kebiasaan yang baik dan benar. Tradisi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, dan bahkan hal ini terjadi secara alamiah. Ketika orang-orang mempraktekkannya hal ini dianggap sebagai hal yang biasa-biasa saja, dan hanya menerima tradisi yang telah dilakukan terus-menerus sesuai dengan apa yang telah diwariskan oleh pendahulu tanpa menelaah tradisi yang ada. Setiap tradisi yang ada memang tidak secara keseluruhan menyimpang dari kebenaran yang sesungguhnya. Tradisi atau kebiasaan yang ada merupakan suatu keberagaman, akan tetapi karena keberdosaan manusia sehingga ada keterbatasan untuk memahami dengan baik terhadap apa yang ia lakukan. Apa yang dihasilkan oleh pemikiran yang dipraktekkan melalui tindakan seringkali dicemari oleh keberdosaan manusia. Tidak menutup kemungkinan apabila tradisi yang baik acap kali berubah menjadi tidak baik dalam kendali manusia berdosa. Hal yang sama terjadi dalam kehidupan orang-orang Yahudi di zaman Yesus seperti teks yang telah kita baca sebelumnya. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dari Yerusalem menegur Yesus dan mereka menganggap bahwa murid-murid Yesus telah melanggar tradisi orang Yahudi ketika murid- murid Yesus makan tanpa membasuh tangan terlebih dahulu. Karena golongan dari orang Farisi dan ahli Taurat merupakan golongan yang sangat ketat terhadap tradisi. Yesus mengutip nubuatan dalam kitab Yesaya yang menegur umat yang beribadah kepada Tuhan hanya dari bibir mulut mereka saja, memang mereka menjalankan dengan tekun terhadap setiap peribadatan dan peraturan adat istiadat, akan tetapi mereka tidak melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita mempraktekkan atau mewarisi tradisi yang benar atau salah? Jangan sampai panggilan kita untuk melakukan kebiasaan yang baik dipengaruhi oleh tradisi atau kebiasaan yang kita anggap baik tetapi sebenarnya itu tidak sesuai dengan kebenaran yang diwariskan oleh Tuhan kepada kita. Akan tetapi, untuk hidup dengan baik kita juga perlu menyatu dengan kehidupan masyarakat dimana kita tinggal, kehidupan yang bersosialisasi dan menghargai setiap tradisi. Namun, janganlah kita mengorbankan tradisi yang diwariskan oleh Tuhan bagi kita hanya untuk mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang keliru. Ketika kita menemukan hal demikian dalam masyarakat bukanlah solusi jika kita menarik diri dari lingkungan tersebut. Jika ada tradisi yang tidak sesuai dengan kebenaran, disitulah kita berperan untuk ikut serta memperbaikinya. Dalam kehidupan kita juga bukan saja menilai kehidupan orang lain dan merasa bahwa kebiasaan yang kita lakukan sudah benar, teruslah belajar melalui firmanNya agar kita mengerti kebenaran yang sesungguhnya.Biarlah dengan terus bersandar penuh hanya kepada Dia dan melalui kemampuan yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita melalui Roh Kudus, kita dimampukan untuk menjalankan peran dan menjadi agen pembawa perubahan terhadap tradisi-tradisi turun-temurun yang tidak sesuai dengan kebenaran yang sejati. -RJL