MENGUTAMAKAN ALLAH DALAM PENDERITAAN
23Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. (Lukas 9:23)
Bacaan Alkitab
Ulangan 28
Kisah Para Rasul 5
Mazmur 90
Amsal 12:18
Perkataan Yesus di atas menggambarkan kehidupan yang berbeda dengan apa yang dunia ini tawarkan. Dunia menawarkan hidup sesuka hati, meninggikan ego dan kehendak manusia, serta tampil di depan sebagai yang terbaik, terbesar, tersukses, dsb. Sebaliknya, persayaratan yang Tuhan berikan kepada orang-orang yang mengharuskan kita menjalani kehidupan yang bertolak belakang dengan dunia ini. Menyangkal diri berarti rela berkata tidak kepada kenyamanan diri sendiri dan memilih taat dan tunduk pada kehendak Kristus. Memikul salib setiap hari berarti rela menjalani hidup sehari-hari di dalam kerelaan untuk menderita dan dihina karena Yesus. Mengikut berarti menempatkan diri dengan sengaja untuk berjalan di belakang Yesus dan melangkahkan kaki dengan tepat di jejak langkah Yesus. Semua tindakan ini adalah persyaratan yang Tuhan Yesus kehendaki dari para pengikut atau muridNya.
Dalam perenungan saya, perjalanan yang bertolak belakang dengan dunia ini termasuk tentang respons kita dalam menghadapi penderitaan lahir dan batin. Dunia mengajarkan kita untuk menyerah ketika mengalami rasa sakit, membalas ketika kita tahu siapa penyebab penderitaan tersebut, mencari jalan pintas agar cepat keluar dari rasa sakit, dan berbagai tindakan lain yang tidak mencerminkan hidup seorang murid Kristus. Tapi, panggilan Kristus kepada kita adalah untuk menyerupai diriNya ketika menghadapi penderitaan lahir batin. Panggilan itu dimulai dari menjadikan Kristus sebagai yang terutama dalam hidup kita, sekalipun kita sedang mengalami rasa sakit. Ia tetap yang paing utama dibandingkan kenyamanan tubuh dan jiwa kita. Bukan berarti kita tidak berobat dan mencari pertolongan di waktu sakit. Tetapi, lebih kepada hidup yang tetap menyembah, melayani, dan mengasihi Allah sekalipun ada rasa sakit pada tubuh dan hati ini. Inilah perjalanan yang Yesus jalani mulai dari taman Getsemani hingga bukit Golgota. Kita dipanggil masuk ke dalam jalan salib ini, dimana Allah selalu yang paling utama dibandingkan kenyamanan tubuh dan jiwa kita. Mari kita memohon kekuatan dari Allah untuk tetap setia dalam perjalanan iman kita. (WS)