BUKAN HIRARKIS & DIKOTOMIS

⁵Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. ⁶Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. ⁷Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. ⁸Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9)

Kita akan sangat tergoda untuk melihat nats tersebut di atas dari perspektif secara Hierarchy sehingga menempatkan pelayanan meja (diakonial) menjadi secondary dengan kesimpulan pengajaran & pengajaran Injil di level 1 dan pelayanan meja di level berikutnya, alhasilnya rohani dianggap lebih penting ketimbang ragawi & jiwani.
Kita bisa melihat nats di atas dalam perspektif secara Equality dengan menempatkan pelayanan meja sama pentingnya, dan itulah yang mendesak para murid untuk segera memilih para pelayan meja-nya. Dari perspektif seperti inilah Holistic Ministry dilakukan, bukan bersifat hirarkis & dikotomis.
Hal penting yang harus kita pahami, Holistic Ministry bukanlah sebuah rumusan yang baru muncul dalam kancah pelaksanaan Misi Allah di dunia, bukan pula merupakan konstruksi misiologi yang di-ejawantah- kan dalam metodologi, strategi & pendekatan yang dihidangkan dalam pelayanan misi. Lalu? Pelayanan Holistik adalah pelayanan yang dikerjakan sendiri oleh TUHAN kita Yesus Kristus, yang melihat manusia secara utuh; yang kemudian menjadi sebuah model pelayanan yang seharusnya dikerjakan oleh orang percaya dan gereja-Nya.
Gereja TUHAN dan setiap orang percaya harus bersedia diingatkan untuk melakukan pelayanan yang sedemikian. TUHAN memampukan.
-JP

Bacaan Alkitab
Kejadian 2324
Matius 11
Mazmur 10
Amsal 3:1-6