APAKAH KORELASI BAPTISAN DAN PERTOBATAN?

13Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 14Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh- Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” 15Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanes pun menuruti-Nya. 16Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, 17lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:13-17)

Seruan tentang baptis dan keselamatan itu nyata kita jumpai dari amanat agung Tuhan yang terdapat di Matius 28:19-20 Yesus memberikan perintah kepada para murid agar mereka pergi memberitakan Injil dan menjadikan bangsa murid-Nya dan membaptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Baptisan Kudus merupakan amanat yang diberikan Yesus Kristus kepada para murid yang hal ini dilakukan oleh Gereja. Perintah Allah merupakan janji keselamatan kepada umat-Nya, seperti janji Allah kepada Abraham. Kita semua patut bersukacita jika telah melalui Baptisan Kudus sebab nama kita sudah ada terdaftar di Sorga (lih. Luk. 10:20b). Jaminan ini nyata saat Yesus Kristus berkata kepada Nikodemus, bahwa jika seseorang tidak dilahirkan dari Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (lih. Yoh. 3:5). Melalui Baptisan Kudus, maka karya Roh Kudus makin nyata dalam diri orang percaya dan mengajarkan segala sesuatu kepada kita dan akan mengingatkan kita akan semua Firman Allah (bnd. Yoh. 14:26). Pada peristiwa hari raya Pondok Daun, Yesus Kristus mengajar pada bait Allah di Yerusalem. Ia berkata kepada banyak orang bahwa barangsiapa yang haus maka datanglah kepada-Nya, dan barangsiapa percaya kepada-Nya maka akan mengalir aliran-aliran hidup (bnd. Yoh 7:37-39). Sehingga dari ayat ini kita diajarkan bahwa tidak cukup hanya datang kepada Tuhan namun juga harus percaya kepada-Nya (melakukan kehendaknya). Sebab, jika kita bandingkan pada peristiwa 10 orang kusta datang kepada Kristus, namun yang percaya kepada-Nya dan memuliakan Allah hanya 1 orang saja (Luk. 17:9-11). Iman haruslah bekerja sama dengan perbuatan. Sebab melalui perbuatan kita-lah maka iman kita kepada Allah kelihatan. Dari bagian-bagian firman Tuhan di atas, tentu melengkapkan pemahaman kita bahwa setelah kita menerima Baptisan Kudus maka hendaklah hidup kita juga di dalam Dia. Baptisan Kudus jadi tonggak monumen yang mengingatkan kita bahwa seharusnya hidup kita makin berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, sehingga kita bertambah teguh dalam iman dan berlimpah sukacita (Kol. 2:6-7). Oleh sebab itu, sangat salah pemahaman kita bahwa melalui Baptisan Kudus, maka kita akan menerima keselamatan. Tetapi baiklah pemahaman kita lebih dalam daripada itu bahwa baptisan kudus bagi setiap orang percaya yang hanya dapat dilakukan sekali untuk selama-lamanya itu menjadi materai dari karya Roh Kudus yang melahirbarukan orang percaya kepada Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat (Tit. 3:5-7) yang dilambangkan pada pemercikan air ke atas kepadal seseorang (Yoh. 3:5) yang kesemuanya diprakarsai oleh Roh Kudus dalam meresponi panggilan keselamatan sehingga melaluinya pengalaman diampuni dosa dan menerima anugerah keselamatan makin nyata dalam hidup yang dipersatukan dalam Kristus (Rm. 6:1-11). -Ant