PANDANGAN KONTEMPORER TTG IBADAH
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4:23-24)
Mungkin kita tidak perlu melihat terlalu jauh untuk menyadari pergeseran-pergeseran akibat teologi kontemporer yang muncul dan berbedar. Hal yang paling dekat dengan setiap umat tentu adalah ibadah rayayang menjadi momen korporat selain kita beribadah kepada Allah secara pribadi, setiap hari di rumah kita atau di mana pun kita berada. Diskusi tentang ibadah tentu saja menjadi diskusi yang tidak pernah mati. Seiring perkembangan zaman, gereja berupaya untuk membuat dirinya relevan dalam menangkap dan menggembalakan jiwa. Dalam era pandemi dan pasca pandemi kita diperhadapkan dengan pemikiran-pemikiran tentang apa dan seperti apa ibadah ituapakah dapat dilakukan secara daring di rumah masing-masing, ataukah harus secara tradisional di gedung gereja? Mereka yang bergerak di ibadah-ibadah gerejawi pun terus bergulat dalam diskusi-diskusi yang sama, apa dan seperti apa ibadah ituapakah yang terpenting dalam ibadah, apakah firman atau pujian? Bukankah firman juga dapat disampaikan lewat pujian, sehingga tak apa jika porsi pujian penyembahan ditingkatkan dan porsi penyampaian firman dipersingkat? Belum lagi bicara tentang gaya pujianapakah pujian kontemporer lebih bisa mendaratkan relevansinya di telinga jemaat daripada pujian hymne? dan seperangkat hal lain terkait lighting, audio visual, liturgi, dlsb.
Semua pemikiran dan diskusi ini mengarahkan kita kepada apa yang paling esensial dalam sebuah ibadah sesungguhnya? Apakah berbagai maneuver yang kita lakukan hanya kita kerjakan dalam upaya mendapatkan relevansi dan diterima oleh umat? Apa yang paling penting di sini, trend pasar atau esensi ibadah? Apa yang berusaha disenangkan di sini, umat atau Tuhan? Adakah hal-hal esensial tentang persekutuan kita dengan Allah yang dikesampingkan? Adakah berita Injil yang justru terkikis dan tertutup ketika kita berfokus kepada manuver-manuver tersebut? Biarlah ini terus menjadi perenungan kita bersama sebagai gereja Kristus. -Dan