MEMBUMI: PROSES MERENDAHKAN HATI

1 Maka jawab Ayub kepada TUHAN: 2 “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. 3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal- hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. 6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” Ayub 42:1-3,6

Salah satu proses yang penting dan harus selalu terjadi di dalam berteologi adalah mengakui kesalahan berpikir dan mengubah pemikiran. Itulah yang Ayub lakukan di dalam perjumpaanNya dengan Allah. Ada banyak konsep, asumsi, dan argumentasi yang salah mengenai Allah di dalam hidupnya. Semua kesalahan itu dinyatakan panjang lebar di pasal- pasal sebelumnya. Tetapi, pada ayat di atas, Ayub dengan tegas menyatakan bahwa dirinya yang salah dan gagal memahami Allah. Pengakuan tersebutlah yang akhirnya melahirkan pemahaman teologi yang jauh lebih jelas dan tepat. Kisah Ayub menjelaskan betapa pentingnya sebuah kerendahan hati untuk menyadari dan mengakui kesalahan dalam mengenal Allah. Serta menerima sebuah pengenalan yang lebih tepat mengenai siapa Allah.
Kerendahan hati yang Ayub tunjukkan seharusnya juga muncul di dalam kehidupan kita. Kita memang tidak langsung berjumpa dengan Allah di jaman ini. Tetapi Allah telah memberikan kita Alkitab yang adalah firmanNya. Di dalam Alkitab tersebut kita berjumpa dengan banyak pernyataan diri Allah. Maukah kita dengan rendah hati terbuka terhadap apa yang Allah firmankan di dalam Alkitab? Maukah kita dengan rendah hati mengakui serta meninggalkan pemahaman yang salah, dan menghidupi pemahaman yang benar? Kiranya Tuhan menolong kita untuk terbuka kepada pengenalan akan Allah di dalam dan melalui Alkitab. -WS