PERGUMULAN PELAYANAN
Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Filipi 4
Salah satu ranah yang tidak steril terhadap pergumulan adalah pelayanan. Padahal mungkin kita mengira bahwa area itu seharusnya menjadi area yang penuh sukacita, berisi orang yang dewasa rohani dan dewasa secara personalia. Nyata-nya, pergumulan mampu menembusnya.
Bacaan di atas merupakan nasihat Paulus bagi 2 pelayan Tuhan yang diharapkan bisa sehati sepikir, bahkan membutuhkan kehadiran orang lain – Sunsugos – untuk menengahinya. Saya ingin mengajak kita untuk melihat bahwa sekaliber Paulus-pun tidak luput dari pergumulan pelayanan. Kita simak 2 bagian Alkitab di bawah ini:
Galatia 2 – Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang- terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara- saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara- saudara yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
Kisah Para Rasul 15 – ⁷Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; ⁸tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. ⁹Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita steril dari pergumulan pelayanan? Apakah itu yang membuat kita enggan terlibat dalam pelayanan?
-JP