PERGUMULAN JIWANI
⁵Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! ⁶Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Mazmur 42
Sekali waktu ada seseorang yang sharing bahwa dirinya sedang stress tetapi ia merasa tidak memiliki masalah – demikian pengakuannya. Sejenak saya berpikir bahwa hal itu mustahil karena bagaimana mungkin seseorang mengalami stress namun tidak memiliki masalah/ pergumulan, lalu apa yang memicu timbulnya stress tersebut. Tanpa banyak komentar saya hanya menyediakan telinga untuk mendengar cerita-nya. Singkat cerita, mulai menyeruak hal yang kemungkinan besar menjadi biang stress-nya.
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku – setidaknya muncul 2 (dua) kali dalam Mazmur 42 – di ayat 5 dan ayat 11. Bukan berarti sang pemazmur tidak mengetahui duduk permasalahannya yang membuat jiwa-nya tertekan. Bila membaca dan merenungkan Mazmur 42 ini maka kita akan menemukan apa yang menjadi musababnya – bahkan L.A.I. telah memberikan judul yang mewakili pergumulan jiwa sang pemazmur.
Pergumulan jiwani tidak dapat dipandang dengan sebelah mata. Tidak sedikit mereka yang mengalaminya tidak mampu menemukan jalan keluar – bahkan membiarkan dirinya hanyut dalam eskalasi pergumulan yang lebih berat – dari stress menjadi depresi. Pikiran cupt & mampt memberikan solusi pintas-nya – mengakhiri hidup.
Mazmur 42:5 & 11 memberikan solusi yang sama sebagai sebuah formulasi untuk menyelesaikan pergumulan jiwani-nya. Ya solusi yang SAMA PERSIS yakni Berharaplah kepada Allah!. Bagaimana menurut anda, apakah ini solusi yang masuk akal & tepat?
-JP