PERGUMULAN RAGAWI (2)
Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Perempuan itu menjawab: “Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. 1 Raja-raja 17
Bila kita mengingat tulisan peng-Amsal yang memohon agar ia tidak menjadi kaya agar ia tidak lupa TUHAN, atau menjadi miskin agar ia tidak memalukan nama TUHAN – mungkin dengan cara mencuri & melakukan hal jahat yang lain (30:8-9); apakah perkataan ini dapat dianggap representatif/ mewakili permohonan kita juga? Dalam arti – apakah benar kita tidak mau menjadi miskin? Mungkin jawabannya adalah YA BENAR; namun apakah kita tidak mau menjadi kaya? Kita yang paling tahu jawabannya.
Alkitab banyak mencatat hal kemiskinan, entah itu kemiskinan rohani, juga demikian hal-nya dengan kemiskinan secara materi. Bacaan di atas menjadi salah satu contoh, seorang janda dengan satu anak yang dalam kondisi kepapaan secara materi; yang ia miliki hanyalah segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-nya, yang akan habis setelah sekali masak dan dalam sekali makan – setelah itu matilah ia & anaknya, tentu dalam kondisi kelaparan. Dan masih banyak kita temukan kisah kemiskinan lainnya.
Miskin menjadi pergumulan sendiri dalam hidup manusia karena akan menciptakan keterbatasan yang semakin ketat & membuat tidak leluasa
– baik dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang apalagi papan (tempat tinggal). Bahkan untuk mengenyam pendidikan yang baik-pun juga terbatas karena harus diburu untuk segera masuk dalam dunia kerja demi mempertahankan hidup. Kemiskinan dapat mengakibatkan manusia mengalami pergumulan ragawi, badani, materi ataupun manusiawi & duniawi. Dapat – sekali lagi dapat, tidak selalu. Karena ada saja manusia yang mengalami pergumulan ragawi tetapi hal ini tidak dibiarkan merenggut kebahagiaan jiwani & rohani-nya.
Janda Sarfat ini menjadi sebuah contoh yang kontroversi karena dalam segala kepapaannya ia tetap bersedia melakukan sesuatu untuk memelihara seorang nabi Allah. -JP