SECUKUPNYA
11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! 11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan. 12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”, Pengkhotbah 11:9 12:1
Mengalahkan musuh bebuyutan mereka yaitu Barcelona, di Stadion Mestalla Valencia, Real Madrid menang 1-0 berkat gol Cristiano Ronaldo di menit 103′. Dengan kemenangan itu Real Madrid mengakhiri puasa gelar juara Copa del Rey. Terakhir Madrid meraih gelar juara di ajang tersebut pada tahun 1993 saat mengalahkan Real Zaragoza 2-0. Pada tahun 2004 mereka berkesempatan meraih gelar yang sama namun justru tunduk oleh tim yang sama dengan skor agregat 3-2. Meraih Copa del Rey 2011, Madrid boleh berbangga hati karena bisa mengalahkan Barcelona yang menjadi kampiun di musim itu. Hanya saja euforia gelar juara tercoreng dengan keteledoran salah satu penggawa mereka yaitu Sergio Ramos. Bagaimana tidak tercoreng? Saat pawai kemenangan Ramos menjatuhkan trofi Copa del Rey ke jalanan. Alhasil piala tersebut ke lindas bus yang membawa mereka, dan piala itu menjadi ringsek dan terbentuk lagi. Kronologinya bek Spanyol itu sedang memamerkan trofi juara di atap bus tingkat saat pawai kemenangan menuju kota Madrid. Entah karena tangannya licin atau tersenggol rekan
setimnya, Ramos dengan cerobohnya menjatuhkan trofi. https://www.bolasport.com/read/311299025/sejarah-hari-ini-trofi-copa-del-reyterlindas-bus gara-gara-sergio-ramos?page=2.
Salomo menegaskan dibacaan ini, bahwa setiap anak muda boleh berbangga dengan keunggulan yang saat ini kamu miliki, boleh bersukacita
dengan statusmu yang kuat, tetapi ingat semuanya ada pertanggungjawaban kepada sang pemilik hidup. Yang kurang lebihnya ingin disampaikan kepada kita, bahwa setiap keunggulan, setiap kelebihan, setiap kekuatan, setiap berkat yang kita miliki itu ada semuanya ada hitung-hitungannya. Semuanya ada pertanggungjawabannya, maka dari itu pakailah sekucupnya, gunakanlah seperlunya. Jangan sampai kita menjadi buta dalam mengelolah, menjadi tidak terkontrol dibuatnya, dan jangan sampai terlalu bereuforia yang berlebihan yang mengakibatkan kita menjadi jatuh. Itulah sebabnya sangat penting untuk kita menyadarkan diri kita dengan kata sekucupnya. Bersukacita boleh tapi tetap pada rambu-rambunya yaitu bagaimana sukacita kita memuliakan Allah, jangan sampai kita justru bersukacita tetapi tidak memuliakan Allah. Ingat secukupnya saja ya. Tuhan berkati. -GN