KASIH ITU HUKUM TERUTAMA
34Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka 35dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: 36″Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” 37Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama. 39Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 40Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 22
Jawaban Yesus tentang hukum yang terutama dari hukum Taurat adalah hukum Kasih, yang pertama dinyatakan/ ditujukan kepada Tuhan Allah
dengan totalitas kehidupan kita. dan yang kedua, kepada sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Jawaban Yesus seharusnya menjawab
pertanyaan sang ahli Taurat, yang ahli tentang Taurat dan yang menanyakan tentang Taurat bagian keahliannya. Permasalahannya,
apakah ia memiliki pemahaman yang sama dengan jawaban Yesus, atau ia baru mengerti mana hukum yang terutama setelah mendengar jawaban
Yesus. Perikop ini tidak menjelaskan apakah si ahli Taurat itupun terbungkam atau tidak seperti saduki yang sedang dibelanya itu tetapi yang jelas maksud tujuannya untuk mencobai Yesus telah berakhir. Hal ini seharusnya menyentak dan menyadarkan kita betapa luar
biasa posisi KASIH dalam hukum Taurat yang seharusnya membuat kita tidak heran tatkala Yesus menjelaskan bahwa seluruh hukum Taurat
dan kitab para nabi tergantung kepada Hukum Kasih ini yang kemudian disebut dengan Perintah Agung. Sebutan Perintah ini sangat tepat bila kita merujuk pada terjemahan lain commandment. Bila kita menelusuri lebih jauh, siapakah yang memberikan perintah tersebut? Jawabannya adalah Allah yang memerintahkan kepada umat-Nya? Pentingkah
perintah itu?
-JP