ALLAH BESERTA KITA
20Tetapi ketika ia mempertim bangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” 22Hal itu terjadi
supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 23″Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel”- yang berarti: Allah menyertai kita. 24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang
diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, Matius 1
Mungkin kita masih mengingat sebuah pernyataan terkenal tatkala kapal Titanic diluncurkan sebuah mahakarya manusia di dunia kemaritiman, yang mengatakan bahwa Tuhan-pun tidak sanggup menenggelamkan kapal yang paling mutakhir di kala itu. Sejarah membuktikan bahwa pernyataan keangkuhan manusia itu segera diruntuhkan dalam pelayaran perdananya. Apa yang ada dibenak orang yang mengeluarkan
pernyataan tersebut? Dengan peristiwa apa kita akan bandingkan? Mungkin Kejadian 11 memiliki kisah yang sepadan, tatkala manusia hendak meneguhkan supermasinya dengan mendirikan menara babel yang sesungguhnya nampak dengan sengaja manusia mengagungkan diri dan berniat menepis kehadiran TUHAN dari hidup mereka. Cerita berubah alur-nya tatkala TUHAN memporak-porandakan manusia dengan berbagai bahasa yang tak terkomunikasikan. Berangkat dari kedua kisah di atas, apakah manusia masih tertarik untuk membicarakan Penyertaan TUHAN? Apakahini masih menjadi topic kebutuhan dasar dari manusia yang memiliki kerinduan akan kehadiran, pimpinan dan penyertaan-Nya di dalam menjalani
kehidupan-nya? Mungkin ada pendapat yang mengatakan bahwa tenggang waktu antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terdapat 400 tahun
tanpa ada pernyataan-pernyataan Allah, yang sangat mungkin menimbulkan kusumat alias kerinduan yang amat sangat akan pernyataan-pernyataan Illahi, sehingga konsep Imanuel (Penyertaan Allah) masih menjadi kerinduan utama manusia di kala itu dan Yesus hadir di waktu yang sangat tepat untuk menjawab kebutuhan itu. Benarkah demikian? Apa respon manusia? -JP