ALLAH YANG CEMBURU
24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Mat 6:24 ITB
Ketika Yesus blusukan ke berbagai kota dan desa, Ia menyatakan karakter Allah kepada setiap orang yang Ia jumpai. Salah satu karakter
yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus adalah sifat cemburu yang dimiliki oleh Allah. Sifat cemburu ini tidak sama dengan iri hati. Sifat cemburu ini adalah tanda adanya relasi yang khusus antara Allah dan umat tebusanNya. Allah cemburu karena cinta dan kesetiaan kita seharusnya diberikan kepada Allah yang sudah terlebih dahulu mencintai dan setia kepada kita. Allah cemburu karena Ia telah menyiapkan yang terbaik buat anak-anakNya, sehingga tidak mungkin Allah bersuka ketika anakanakNya memilih untuk menyembah ilah lain. Sifat cemburu Allah adalah gambaran keseriusan Allah dalam mencintai kita. Ayat yang kita baca, bukan sedang melarang kita mengatur keseimbangan antara hidup jasmani dan rohani. Tetapi, ayat tersebut mengajar kita untuk bertanya siapa sesungguhnya tuan yang mengatur hidup kita? Siapa yang sesungguhnya mendapatkan perhatian terbesar kita? Pengajaran ini hendak membawa kita menyadari Allah menginginkan kasih dan kesetiaan kita secara penuh dan total hanya untuk Allah. Allah tidak merancang semua orang menjadi Rohaniwan penuh waktu di gereja. Sehingga kecemburuan Allah bukan membatasi setiap tindakan keseharian kita, seolah-olah hanya dan harus diisi untuk hal rohani saja. Tetapi, yang Allah inginkan, ketika kita bekerja, berbisnis, kuliah, dan melakukan berbagai hal, kita tidak dikuasai oleh Mamon; kita tidak memuliakan dan mengagungkan Mamon; kita tidak mengandalkan Mamon. Kecemburuan Allah berarti, semua yang kita lakukan di dunia ini, bekerja, kuliah, berumah tangga, membesarkan anak, dll, hanya dilakukan karena kita memuliakan, ngandalkan, dan mengasihi Allah. Allah pantas cemburu karena Dialah yang menebus kita. Maka sudah seharusnya kasih kita secara total hanya bagi Allah. Sudahkah demikian? Mari berdoa memohon Tuhan menjaga cinta kita hanya untuk Tuhan saja. -WS