ALLAH YANG MENGAMPUNI DOSA
4Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 5Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” 6Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 7″Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” 8Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Mar 2:4-8
Ketika Yesus blusukan ke berbagai kota dan desa, Ia datang ke kota Kapernaum dan kemudian mengajar firman di sebuah rumah. Sewaktu Yesus mengajar, ada empat orang membawa seorang lumpuh melalui atap rumah tersebut. Di dalam kisah tersebut, Yesus kemudian memberikan pengampunan dosa kepada orang lumpuh tersebut. Hal ini diucapkan Yesus karena orang Yahudi pada waktu itu memahami relasi yang erat antara penyakit dan dosa. Sehingga, adalah hal yang wajar di masa itu, untuk memohon pengampunan dosa demi kesembuhan. Markus tidak memberitahu kita dosa apa yang dilakukan oleh orang yang lumpuh tersebut. Tetapi, di ayat 8, Yesus bisa mengetahui pikiran dan hati para ahli Taurat, maka ini bisa menjadi dasar untuk kita berkata bahwa Yesus juga tahu dosa yang tersimpan dalam hati orang yang lumpuh tersebut. Sehingga Yesus terlebih dahulu membereskan masalah dosa tersebut, sebelum menyembuhkan orang lumpuh tersebut. Kisah ini menolong kita melihat Allah yang berkuasa mengampuni dosa kita. Sekalipun peristiwa ini terjadi sebelum kematian Yesus di Golgota,
tapi kita sudah dibawa untuk melihat penyataan otoritas Yesus sebagai Allah yang berkuasa mengampuni dosa. Jika Yesus dapat mengampuni
dosa, mengapa Yesus masih harus mati? Karena pengampunan dosa membutuhkan pengorbanan. Pengampunan yang Yesus berikan kepada
orang lumpuh ini didasarkan kepada kerelaanNya untuk menjadi kurban penebusan bagi manusia. Jika Allah tahu dosa kita yang tersembunyi,
maukah kita mengakui dan memohon pengampunannya? Maukah kita berhenti melakukan dosa itu sebagai bukti kasih kita kepada Yesus? -WS