HIDUP DAMAI

Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Ibrani 12:14

Damai sejahtera merupakan karakter Kristus, sehingga Ia pun disebut sebagai Raja Damai. Ia menganugerahkan damai sejahtera kepada umat yang beriman kepada-Nya dengan memperdamaikan umat dengan Allah Bapa melalui pengorbanan diri-Nya. Maka sebagai umat yang sudah diperdamaikan dengan Tuhan, kita pun harus hidup damai dengan sesama. Jika kita melihat konteks perikop dalam LAI, ayat di atas
berada dalam perikop Nasihat Supaya Bertekun dalam Iman. Seseorang yang hidup beriman kepada Kristus dipanggil untuk mengusahakan hidup damai dengan semua orang, bersolidaritas untuk kesejahteraan bersama. Bahkan di ay. 15 kita diingatkan untuk terus mendekatkan diri dengan kasih karunia Allah agar tidak timbul akar pahit (segala kebencian, keegoisan dan karakter buruk lainnya) yang dapat merusak komunitas. Ini menunjukkan bahwa kehidupan iman seseorang tidak dapat dilepaskan dari konteks komunitas orang percaya (kehidupan komunal). Pelayanan merupakan wadah di mana dinamika mengusahakan hidup damai ini terjadi. Perbedaan pendapat, perbedaan cara kerja yang kemudian dapat menimbukan gesekan tidak dapat dihindari dalam pelayanan. Dalam situasi seperti itu jangan sampai kita terjebak untuk menjadi kesal dengan orang lain, mencari pembenaran, bahkan kemudian membentuk kubukubu. Sebaliknya, itu seharusnya menjadi moment untuk refleksi diri, menanggalkan ke-aku-an kita, dan minta Tuhan memampukan dan memberi hikmat. -VA
Bdg.