IMAN Selasa YANG MEMBUMI DI SAMARIA
Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Yoh. 4:6-9
Pada waktu kuliah, saya pernah memiliki hubungan yang tidak baik dengan seorang teman. Karena hubungan yang tidak baik itu, saya tidak mau berbicara, menyapa, bahkan jika ketemu saya lebih memilih menghindar. Saya bergumul cukup lama, sampai Tuhan menyadarkan saya dan hubungan saya dengan teman itu kemudian Tuhan pulihkan. Mungkin Anda juga pernah mengalami, atau saat ini sedang mengalami hubungan yang tidak baik. Ketahuilah bahwa ada kabar baik untuk Anda, Allah sanggup memulihkan hubungan Anda yang retak. Sebab Allah menyelamatkan
dan memulihkan hidup kita, agar kehadiran kita juga bisa menjadi alat untuk memulihkan orang lain. Perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria, merupakan contoh menarik tentang iman yang membumi. Kita tahu perselisihan orang Yahudi dan orang Samaria sudah terjadi cukup lama. Orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Orang Yahudi menganggap orang Samaria bukan orang Yahuni murni, karena hasil kawin campur orang Yahudi dengan bangsa lain. Meskipun masih memiliki kesamaan dengan orang Yahudi, tapi ada yang menyebutkan banyak
perbedaan terutama dialek bahasa, tradisi, tata cara ibadah, dan budaya, dikarenakan adanya kawin campur. Jadi, rasanya sangat sulit membangun komunikasi dan menyatukan keduanya. Melihat perselisihan yang cukup tajam tersebut, bisa saja Yesus memilih jalan lain supaya tidak melewati Samaria. Tetapi Yesus memilih melewati Samaria, dan berjumpa dengan seorang perempuan Samaria. Yesus menyapa dan mulai berbicara dengan perempuan itu. Diawali pembicaraan tentang air sampai berbicara Air Hidup dan Mesias. Yesus tahu, orang Samaria hanya menerima Pentateukh, dan mengharapkan Mesias sebagai “yang akan datang kembali”, sebagai raja dan imam. Yesus memakai konsep itu untuk membawa perempuan Samaria berjumpa dengan Mesias sejati yaitu Yesus, yang ditegaskan dengan pernyataan: “Akulah Dia” (Yoh. 4:25-26). Perempuan Samaria itu kemudian menjadi percaya, dan melalui kesaksiannya banyak orang Samaria dibawa kepada Yesus. Iman yang membumi akan selalu melihat visi ilahi. Iman yang membumi akan menembus dan menghancurkan segala tembok pemisah (perbedaan budaya, bahasa, suku, agama, dll). Perjumpaan dengan perempuan Samaria tidak akan pernah terjadi jika Yesus memegang erat ke-Yehudi-annya, dan tidak akan terjadi pertobatan di Samaria. Iman yang membumi akan menumbuhkan persahabatan, penerimaan, dan bukan permusuhan. Iman yang membumi akan selalu memancarakan kasih, seperti Yesus mengasihi saya dan Anda. -SP
Refleksi: sudahkah kehidupan iman saya dan Anda menjadi terang bagi orang lain? Dan sudahkah kehidupan iman saya dan Anda memancarkan kasih Allah?