SINKRETISME DALAM BUDAYA MODERN?

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Rm 12:1-2

Mungkin ketika kita membicarakan sinkretisme kita akan langsung membayangkan pertemuan Injil dengan budaya tradisional tertentu, misal ketika kekristenan masuk ke dalam sebuah budaya yang kental dengan mistisisme dan kemudian menjadikan ayat Alkitab atau ikon salib menjadi semacam jimat yang membawa keberuntungan atau kesembuhan. Ketika kita memiliki pandangan seperti itu, mungkin kita beranggapan bahwa hal ini (sikretisme) tidak lagi menjadi bahan perbincangan yang relevan dalam budaya modern di mana kita hidup. Bukankah kebanyakan di antara kita sudah tidak punya waktu lagi untuk memikirkan tradisi budaya yang bersifat mistis seperti itu? Bukankah kita sekarang sedang menghadapi dunia digital, metaverse, NFT, crypto, dan lain sebagainya? Apakah perbincangan tentang sinkretisme masih relevan? Atau kah ini hanya cocok bagi mereka yang ada di daerah-daerah?
Kembali pada definisi yang kita lihat di hari yang lalu, sinkretisme merujuk pada sebuah upaya penyatuan ideologi yang bertentangan guna mencapai hubungan sosial yang harmonis. Dari definisi ini maka kita tidak dapat menyempitkan sinkretisme pada pertemuan Injil dengan ideologi tradisionaltapi dengan ideologi apa pun yang bertentangan dengan Injil. Mungkin kita tidak familier dengan menyebut kata sinkretisme dalam dunia modern ini, tapi sebutan apa yang kita pakai ketika kita membangun sebuah bisnis (yang dimulai dengan doa pagi bagi karyawan agar Tuhan menyertai pekerjaan sepanjang hari itu, kutipan ayat Alkitab dan salib sebagai dekorasi, bahkan mungkin mengambil nama perusahaan yang begitu Alkitabiah) namun menjalankannya dengan pola pikir duniawi untuk memuluskan jalan? Apa sebutan kita ketika kita berusaha menghidupi dan memberitakan Injil namun di sisi lain juga berusaha merangkul kolega dan sahabat kita dengan ikut bersama mereka melakukan aktivitas yang bertentangan dengan Injilsupaya tidak disebut bahwa Kristen itu kolot/ ngga asyik? Ideologi seperti apa yang kita hadapi di dunia modern ini yang mungkin menjadi jerat untuk kita masuk dalam sinkretisme iman? Dan