DARI GELAP MENUJU TERANG MENJADI TERANG DI TENGAH KEGELAPAN
13 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5
Mulai tahun 1989 saya & rekan-rekan terlibat dalam pelayanan di kawasan Tengger. Satu tahun kemudian terlibat dalam pelayanan terpadu yang kemudian disebut dengan KOPER (KOordinasi Pelayanan TenggER) yang melibatkan banyak unsure, banyak pihak, banyak latar belakang disiplin ilmu, dan sebagainya. Hal yang paling mendatangkan sukacita adalah tatkala TUHAN memberikan jiwa-jiwa yang menjadi percaya, di antaranya adalah orang-orang muda yang kemudian diteguhkan iman percayanya, dibina dan dilatih setelah siap pada waktunya, mereka diutus kembali ke desa-desa di mana mereka berasal. Dibekali dengan ketrampilan, hati yang membara dalam melayani dan hal-hal lain, diharapkan mereka boleh menyaksikan cinta kasih TUHAN dan menyatakan iman di dalam dan melalui kehidupan sehari-hari. Mungkin kita bisa berpikir itu adalah cara yang cukup efektif karena setiap orang akan menjadi misionari di konteksnya masing-masing. Mereka paling mengenal masyarakat & kehidupan di asal mereka masing-masing. Namun sesungguhnya metode ini bukanlah penemuan baru dalam pendekatan misi. Alkitab telah mengajarkannya kepada kita; misalkan, bila kita menyimak perintah Yesus untuk menjadi saksi-Nya tidak dimulai dari Roma atau Aleksandria, tetapi Yesus memerintahkan dari Yerusalem sampai ke Ujung Bumi. Bukan hanya itu, bila kita melanjutkan pokok pikiran perenungan kita kemarin, di mana kita telah dipindahkan dari gelap ke dalam terang-Nya yang ajaib lalu dilanjutkan dengan pokok pikiran perenungan hari ini, bahwa kita adalah terang, yang tentunya hadir di tengah kegelapan agar orang melihat terang kita dan mereka memuliakan Allah kita. Kita dari GELAP dibawa ke TERANG dan kita TERANG di dalam kegelapan. GBU. -JP