HAPPY ENDING BAGI ORANG KAYA
13Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 14Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”Lukas 18:13-14 ITB
Pemungut cukai adalah orang yang dianggap sebagai penghianat bangsa. Mereka bekerja bagi kerajaan Romawi sebagai pemungut pajak. Uang pajak itu digunakan untuk membiayai pemerintahan dan militer Romawi yang sedang menjajah Israel pada waktu itu. Itulah sebabnya, orang Israel benci kepada pemungut cukai. Selain itu, ada juga yang melakukan kecurangan dalam memungut cukai, melebihkan pembayaran yang wajib dibayarkan seseorang, dan kemudian uang itu digunakan untuk kepentingan pribadi sang pemungut cukai tersebut. Tetapi, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa pemungut cukai adalah orang yang kaya. Mereka memiliki banyak uang dan harta benda. Itulah sebabnya, Zakheus berani membayarkan uang berkali-kali lipat kepada orang yang ia rugikan. Maka, ketika perumpamaan ini diceritakan, kita bisa melihat konteks sang pemungut cukai ini. SPemungut cukai adalah orang yang dianggap sebagai penghianat bangsa. Mereka bekerja bagi kerajaan Romawi sebagai pemungut pajak. Uang pajak itu digunakan untuk membiayai pemerintahan dan militer Romawi yang sedang menjajah Israel pada waktu itu. Itulah sebabnya, orang Israel benci kepada pemungut cukai. Selain itu, ada juga yang melakukan kecurangan dalam memungut cukai, melebihkan pembayaran yang wajib dibayarkan seseorang, dan kemudian uang itu digunakan untuk kepentingan pribadi sang pemungut cukai tersebut. Tetapi, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa pemungut cukai adalah orang yang kaya. Mereka memiliki banyak uang dan harta benda. Itulah sebabnya, Zakheus berani membayarkan uang berkali-kali lipat kepada orang yang ia rugikan. Maka, ketika perumpamaan ini diceritakan, kita bisa melihat konteks sang pemungut cukai ini. Seorang kaya, yang dianggap sebagai penghianat bangsa Israel, dan karena itu dianggap sebagai orang berdosa.
Hal menarik dari kisah ini membawa kita sekali lagi melihat Allah yang juga sayang kepada orang kaya dan berada. Allah mengasihi pemungut cukai ini bukan karena hartanya, tetapi karena sikap hatinya. Orang Farisi yang sama-sama berdoa dengan pemungut cukai ditolak Allah karena meninggikan dirinya dan memegahkan jasa dan prestasi keagamaannya. Sementara pemungut cukai ini merendahkan diri dan hanya mengharapkan anugerah Allah semata-mata. Dan akhirnya kita melihat sebuah happy ending, ketika Allah membenarkan sang pemungut cukai ini. Mari terus miliki sikap hati seperti pemungut cukai ini, yang hanya mengharapkan anugerah Allah dalam menjalani hidup ini. Sikap hati yang demikian akan membawa kita melihat akhir yang bahagia bersama Allah. -WSeorang kaya, yang dianggap sebagai penghianat bangsa Israel, dan karena itu dianggap sebagai orang berdosa.
Hal menarik dari kisah ini membawa kita sekali lagi melihat Allah yang juga sayang kepada orang kaya dan berada. Allah mengasihi pemungut cukai ini bukan karena hartanya, tetapi karena sikap hatinya. Orang Farisi yang sama-sama berdoa dengan pemungut cukai ditolak Allah karena meninggikan dirinya dan memegahkan jasa dan prestasi keagamaannya. Sementara pemungut cukai ini merendahkan diri dan hanya mengharapkan anugerah Allah semata-mata. Dan akhirnya kita melihat sebuah happy ending, ketika Allah membenarkan sang pemungut cukai ini. Mari terus miliki sikap hati seperti pemungut cukai ini, yang hanya mengharapkan anugerah Allah dalam menjalani hidup ini. Sikap hati yang demikian akan membawa kita melihat akhir yang bahagia bersama Allah. -WS