22 Desember 2021 📖 Wahyu 8:1-13 🙏 Kemurahan dalam murka

22 Desember 2021
📖 Wahyu 8:1-13
🙏 Kemurahan dalam murka

Renungan
Dalam kitab Wahyu terdapat tiga seri penghukuman Allah yang masing-masing terdiri dari tujuh peristiwa. Ada tujuh meterai yang dibuka, tujuh sangkakala yang dibunyikan, dan tujuh cawan yang isinya dicurahkan. Namun tidak berarti bahwa semua peristiwa itu terjadi dalam urutan kronologis yang ketat.

Dengan pembukaan meterai yang ketujuh maka lengkaplah penyingkapan isi gulungan kitab tentang rencana penghukuman Allah. Saat itu surga yang biasanya dipenuhi dengan suara puji-pujian kepada Allah menjadi sunyi senyap selama kira-kira setengah jam. Seluruh makhluk surgawi seolah menantikan apa yang akan terjadi.

Ketika sangkakala pertama ditiup maka datanglah tulah atas tanam-tanaman (7), lalu waktu sangkakala kedua dibunyikan, turunlah tulah ke dalam laut (8-9). Kemudian suara sangkakala ketiga menghadirkan tulah yang membuat air menjadi pahit, sehingga banyak orang yang mati karenanya (10-11). Selanjutnya tiupan sangkakala keempat membuat benda-benda penerang di langit terkena tulah (12).

Keempat bunyi sangkakala tersebut menyatakan betapa beratnya penghakiman Allah yang akan datang itu. Ia menghanguskan tumbuh-tumbuhan yang menjadi sumber pangan manusia serta membuat air menjadi pahit. Padahal suatu sumber menyebutkan bahwa manusia hanya bisa bertahan hidup satu bulan bila tanpa makanan dan hanya dua minggu bila tanpa air! Betapa mengerikannya kondisi bumi bagi manusia saat itu. Allah juga menghancurkan sumber terang yang membuat manusia menjadi nyaman serta yang sekaligus berfungsi menjadi penunjuk waktu tiap-tiap hari. Selama masa kesulitan besar tersebut, Allah menyatakan ke-Tuhan-an dan kemahakuasaan-Nya melalui bencana yang mengerikan.

Namun kita dapat juga melihat bahwa keempat sangkakala menyatakan kemurahan Allah di dalam masa penghakiman, karena tulah-tulah tersebut hanya mencakup sepertiga bagian atau wilayah saja. Ini seolah suatu peringatan bagi orang-orang yang melawan Allah untuk bertobat sebelum segala sesuatunya berakhir.