BITTER TO BETTER (2)
5Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. 6Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” Ayub 42
Ada seorang pria yang sejak kecil sudah memiliki kehidupan bergereja yang rutin. Hampir tidak ada satu hari minggu-pun yang terlewatkan baginya. Ia selalu memasuki hari Sabtu sebagai hari yang penuh sukacita, ia mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan sekolah minggu yang akan dialaminya di ke-esokkan hari. Ia senang berjumpa, berkumpul dan bernyanyi bersama-sama teman-teman sekolah minggunya. Tidak ada satu cerita guru sekolah minggu yang luput dari perhatiannya. Tatkala pria ini telah dewasa, ia mengalami sebuah masalah yang terbilang pelik. Ia teringat dengan kisah-kisah sekolah minggu, namun sayangnya tidak berujung sukacita sebaliknya ia kecewa. Ia kecewa karena apa yang diharapkan dari Tuhan tidak kunjung tiba, sehingga ia sempat berpikir jangan-jangan apa yang diceritakan oleh guru sekolah minggu-nya hanyalah sebuah dongeng. Ia mulai mengandalkan teman-temannya, ia mulai mengandalkan kekuatannya, dan masih banyak lagi yang ia upayakan untuk keluar dari masalah peliknya namun tidak juga berujung selesai. Dalam kondisi titik nadir-nya, Tuhan menjumpakannya dengan seorang teman sekolah minggu-nya. Singkat cerita, melalui perhatian & layanan temannya maka pria ini mengalami kelahiran baru. Berangsur-angsur ia dikuatkan kembali menghadapi masalah dan pada akhirnya terselesaikan. Sekali waktu, pria ini berucap dengan mengutip Ayub 42 di atas bahwa sekarang ia telah melihat (mengalami) Allah di dalam Yesus Kristus. Nama yang telah ia dengar sejak kecilnya, bahkan terlalu sering namun ia tidak pernah mengalami perjumpaan dengan-Nya. Bila kita memperhatikan pasal 42 maka tidak sedikit orang beranggapan good ending-nya terletak di ayat-ayat yang kemarin kita baca di mana TUHAN memulihkan keadaan Ayub, baik itu kesehatannya, keluarganya, kekayaannya, pertemanan dan persaudaraannya. Tetapi bila kita pikir kembali, apakah itu yang menjadi tujuan utama TUHAN tatkala IA mengizinkan iblis untuk mencobainya. Pemulihan fisik, harta & relasi memang dikerjakan-Nya, namun pembuktian iman & kesalehan hidup itu telah dinyatakan sehingga ayat 5 menjadi good ending-nya. Terpujilah DIA.-HP