BERPIKIR TERLALU TINGGI

1Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 2Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 3Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. Roma 12

Salah satu tafsiran menyebutkan ayat 3 ini terdapat permainan kata dengan kata dasar yang digunakan adalah PIKIR yang muncul dalam perkataan Janganlah kamu MEMIKIRKAN hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu PIKIRKAN, tetapi hendaklah kamu BERPIKIR begitu rupa, Bila kita sepakat dengan perenungan kita di awal minggu, terkait salah satu terjemahan ILT pembaruan pikiranmu maka kita semakin ditekankan tentang betapa krusial-nya hal pikiran itu; walau kita harus tetap sepakat bahwa pikiran yang dimaksud tidak cukup hanya dimengerti secara kognitif saja. Ada yang mengartikan berpikir tinggi ini dikaitkan dengan sebuah upaya manusia (yang berdosa) agar ia selamat & berkenan di hadapan Tuhan. Mungkin kita perlu melihat latar belakang penerima surat (Roma) yakni orang Yahudi yang meninggikan Taurat. Berpikir tinggi dikaitkan dengan keangkuhan dan kesombongan. Ada yang mengartikan berpikir tinggi ini terkait dengan bagaimana manusia harus membawa persembahan yang hidup; kita diingatkan untuk melakukan sesuai dengan karunia yang diberikan kepada kita masing-masing. Tidak harus mempersembahkan/ melayani dengan karunia yang lain bila memang kita tidak diberikan karunia tersebut. Karena tatkala kita melakukannya, mungkin kita berpikir HEBAT namun sesungguhnya menjadi tidak efektif dan menjadi berkat karena kita berpusat kepada apa yang kita pikir, bukan pada apa yang Tuhan karuniakan untuk kita lakukan. Bila demikian, apa yang harus kita lakukan sbg wujud persembahan hidup? JP