KUATKAN & TEGUHKANLAH
23(31-24) Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya! TUHAN menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang-orang yang berbuat congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung. 24(31-25) Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN! Mazmur 31
Dalam dua ayat terakhir ini terasa sangat kental ajakan yang disampaikan oleh pemazmur untuk mengasihi TUHAN dan senantiasa mengandalkan TUHAN. Yang menarik, seakan dibutuhkan sikap hati yang kuat dan teguh untuk membangun & tetap berharap kepada TUHAN.
Secara sederhana kita (mungkin) akan menyimpulkan bahwa kata kuatkanlah dan teguhkanlah ini terkait erat atau berhubungan langsung dengan materi-2 pergumulan yang begitu berat bagi Daud sehingga ia membutuhkan kekuatan dan keteguhan untuk menanggungnya. Pergumulan berat yang membuatnya hampir putus-asa dan salah dalam mengambil kesimpulan bahwa TUHAN sudah mengabaikannya.
Mari kita lihat dimensi lain tentang hal kuatkanlah & teguhkanlah ini. Bila kita mengikuti Ibadah Doa Sabtu dengan tema MENANTI yang disampaikan oleh Ev. Henny, kita diajak untuk merenungkan bahwa menantikan TUHAN dan menanti waktu TUHAN itu tidak mudah. Waktu TUHAN itu bukan waktu kita. Abraham pernah salah dalam menanti waktu TUHAN dengan menawarkan Ismael sebagai pewaris perjanjiannya dengan TUHAN. Daud dalam ketergesaannya menyimpulkan/ menyangka bahwa TUHAN tidak mendengar doa dan meninggalkannya sendiri.
Tema-tema yang akan kita angkat di minggu-minggu berikutnya bisa terjadi dalam kehidupan kita. dalam menanti waktu TUHAN kita bisa menjadi putus-asa karena asa (harapan) yang kita gantungkan kepada TUHAN tidak kunjung tiba. Bahkan lebih jauh, kita jatuh dalam kekecewaan karena apa yang kita harapkan tidak segera terjadi. Waktu itulah TUHAN akan menjadi sasaran kekecewaan kita.
Di sinilah kita membutuhkan sikap hati yang kuat dan teguh. Kuat dan teguh dalam menantikan & terus meyakini pertolongan-Nya. GBU
-JP