RATAPAN & DOA
9(31-10) Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku. 10(31-11) Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah. 11(31-12) Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku. 12(31-13) Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah. 13(31-14) Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, – ada kegentaran dari segala pihak!- mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku. Mazmur 31
Sebuah survey mengatakan bahwa tingkat stress dan depresi meningkat tajam di dalam masa pandemic ini. Orang-orang yang jarang mengalami permasalah mental & kejiwaan seperti ini di masalampau (sebelum pandemic), saat ini dipaksa oleh keadaan dan ketidak pastian yang membuat mereka juga mengalami problem ini. Mungkin, pekerjaan & ekonomi yang menjadi masalahnya karena mengurangi bahkan meniadakan penghasilan & nafkah. Namun tak kalah menakutkan, bayangan tentang KEMATIAN menjadi momok tersendiri apalagi ditimpa oleh pemikiran bahwa Covid identik dengan kematian yang bisa menimpa dirinya, orang-orang yang dikasihinya, teman-teman & sahabat terdekatnya.
Seseorang sekaliber Daud-pun gentar menghadapi kematian sebagaimana yang diharapkan oleh musuh-musuhnya dengan berbagai upaya. Sebuah upaya yang cukup sistematis untuk mencapai tujuan – yakni mencabut nyawa Daud dengan melakukan pemfitnahan, persengkokolan, membangun kesepakatan & kemufakatan dan diakhiri dengan pembunuhan. Daud membawa pergumulan ini kepada TUHAN dengan meratap & berdoa dengan keyakinan TUHAN mendengarnya.
-JP