DIMERDEKAKAN DAN MEMERDEKAKAN
11. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. 12. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. 13. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 14. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. (Roma 6:11-14)
Beberapa waktu lalu selama pandemi covid berlangsung ada saja yang menjadi kegiatan dan hobi baru dari orang-orang yang tengah menikmati lockdown atau pun yang kita kenal dengan istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Mulai orang mencari kesibukan selama menjalani PPKM untuk mengusir kebosanan atau bahkan untuk melakukan kegiatan yang lebih positif supaya tetap memelihara imun dan tidak mengalami stress. Salah satunya dengan memelihara ikan cupang. Tidak ketinggalan, saya sendiri beberapa waktu ini pernah mendapatkan
pemberian ikan cupang lima ekor untuk saya pelihara di rumah juga. Ada beberapa hal yang disampaikan kepada saya bagaimana tips memelihara ikan cupang supaya tidak lekas mati. Pertama, pakai air bukan produk PAM seperti menggunakan air mineral kemasan, kedua keinggian air tidak boleh lebih dari separo dari wadah (dalam hal ini toples atau akuarium kecil), ketiga, berikan daun Ketapang, keempat beri makanan secara tepat waktu dan tidak lebih dari 5 butir kecil pakan. Dari kesemuanya itu saya sudah kerjakan, tetapi tetap saja saya dapati ikan tersebut mati dua ekor dalam seminggu. Sehingga akhirnya saya mulai bereksperimen apakah ikan itu stress karena tempat kecil? Yang akhirnya membuat saya berinisiatif memindahkan atau dapat dikatakan membebaskannya dengan memasukkan ke dalam pot besar berisi air bersama dengan ikan-ikan hias lainnya supaya tidak stress. Dan yang terjadi adalah dua ekor ikan cupang yang saya pindahkan ke sana justru saya dapat mati namun dengan alasan yang berbeda. Mereka saya dapat menjadi bangkai karena meloncat dari pot yang membuat dan sudah dengan badan tercabik karena dibuat mainan oleh anjing saya. Yang dapat saya pelajari adalah bahwa ternyata kebebasan yang kebablasan justru membawa kepada kematian. Rasul Paulus juga membicarakan hal yang sama di awal pasal enam bahwa sebagai orang percaya yang sudah menerima kemerdekaan tidak boleh lagi bebas seenaknya sendiri bertekun dalam dosa (ay. 1-2). Karena itu bagi yang
sudah menerima kemerdekaan hidup dari perhambaan dosa harus hidup juga di dalam Kristus (ay.8). Hidup orang percaya yang telah merdeka seharusnya hidup bagi Allah (ay. 11). Bahkan dikatakan hendaklah dosa jangan berkuasa lagi (ay. 12) mengapa? Karena dengan jelas dikatakan apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk menaatinya, kamu adalah hamba orang itu (ay. 16), artinya dalam banyak hal meski kita menerima kebebasan dari dosa yang telah membawa kepada kematian, akhirnya menerima anugerah atau kasih karunia Allah membawa konsekuensi untuk menjadi hamba kebenaran. Sesungguhnya kasih karunia itu akan berkuasa oleh kebenaran dalam hidup kekal melalui Kristus (Rm. 5:21) hidup kita hanya menuruti kebenaran dan keinginan Allah. Apakah otomatis selalu taat kebenaran? Sekali-kali tidak, ketika masih hidup di dunia, maka kita dikehendaki menyangkal keinginan jahat. Merdekakan dirimu dengan terus sangkali yang jahat, dan sembahkan pada DIA. -ANT