DIA ALLAH YANG PEDULI

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Matius 9:35-36

Bacaan Alkitab
1 Petrus 4:1-19

Apa yang kita pikirkan dan bayangkan, seandainya kita menjadi orang lumpuh, Matius (si pemungut cukai), Yairus, seorang perempuan yang sakit pendarahan, dua orang yang buta, atau seorang bisu dalam Matius 9? Mungkin tidak sedikit dari kita yang berkata betapa sulit dan menderitanya hidup ini. Mungkin juga banyak dari kita yang akan mengeluh, menggerutu, dan meratapi hidup. Sebagian orang mungkin akan berkata: betapa hidup ini tidak adil. Dimanakah Allah? Bukankah Ia maha tahu, maha kasih? Tapi mengapa semua ini terjadi dalam hidup saya? Mengapa Allah membiarkan saya menderita, sendirian, dikucilkan, menanggung kesusahan, dan hidup tidak ada harapan? Perlu diakui, pada waktu keadaan sehat, baik dan meyenangkan kita mudah berkata: Tuhan itu baik, Dia maha kasih, Dia selalu memedulikan umat-Nya. Namun, berbeda jika situasi dan kondisinya tidak seperti yang kita harapkan. Rencana tidak bisa berjalan dengan baik, tidak lulus ujian, sakit tak kunjung sembuh, usaha tidak berkembang, terkena PHK, dan lain sebagainya. Apakah kita masih bisa berkata: Tuhan itu baik, kasih-Nya tak berkesudahan? Dapatkah kita berkata: Tuhan mengerti, dan peduli dengan pergumulan hidup kita? Kisah orang lumpuh, Matius, Yairus, perempuan yang menderita pendarahan, dua orang buta, dan seorang bisu seharusnya menyadarkan kita, bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Allah selalu memerhatikan dan memedulikan hidup kita. Meskipun selama beberapa waktu lamanya, seolah-olah kita dibiarkan mengalami dan melewati masa-masa yang sulit, sedih dan pilu. Yesus hadir, bukan hanya memanggil Matius, membangkitkan anak Yairus, menyembuhkan yang lumpuh, buta, atau bisu, melainkan mengampuni dosa dan menyelamatkan mereka. Itulah bukti kasih dan kepedulian Allah kepada umat-Nya. Saat dalam pergumulan yang menghancurkan hati, jalan terlihat gelap, ingat kita tidak sendirian. Sekalipun kita tidak mengerti, tidak dapat melihat rencana-Nya, percayalah pada hati-Nya. Sebab hati-Nya penuh dengan BELAS KASIH. -SP
Refleksi: apapun pergumulan dan kesulitan hidup yang saat ini saya dan anda hadapi, percayalah bahwa kita tidak sendirian, Ia selalu ada untuk kita, Ia memerhatikan dan memedulikan hidup kita.