DIA – ALLAH YANG HIDUP
8Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. 9Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. 10Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. 11Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. 12Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Roma 6
Bacaan Alkitab
Ibrani 1:1-14
Salah satu hal yang disinggung dalam Ibadah Jumat Agung yang lalu adalah adanya sebuah kritik buta bahwa orang-orang Kristen melakukan penyembahan yang sia-sia karena dianggap menyembah kepada Allah atau Tuhan yang mati yang mati di atas kayu salib. Salah satu hamba Tuhan yang sekaligus dapat disebut seorang teolog mencoba merespon terhadap kritik seperti ini dengan berkomentar bahwa seharusnya kritik seperti ini seharusnya tidak usah dimunculkan, mengingat iman Kristen pastinya tidak dapat dinilai apalagi dihakimi oleh sebuah pemahaman iman keyakinan yang lain.
Respon lain yang mungkin kita bisa utarakan misalnya dengan mengajukan sebuah pertanyaan kritis: Apakah Allah/TUHAN itu bisa mati? Kalau Allah bisa mati, apakah Allah pantas dan layak disebut & dipanggil Allah? Allah kok bisa mati? Bukankah Allah itu Pencipta, yang keberadaan-Nya tidak disebabkan atau dicipta oleh yang lain? Allah adalah Sumber Kehidupan & Pemberi Hidup itu sendiri bagaimana mungkin Sang Pemberi kehidupan dapat kehilangan kehidupan dan tidak hidup?
Kristus dalam keberadaan-Nya sebagai manusia pernah mengalami kematian, namun kematian itu sendiri tidak dapat menaklukkan-Nya & menguasai-Nya. IA bangkit & tidak mati lagi. Mengapa? Karena hakekat-Nya IA adalah Allah. Allah yang menjadi manusia dan ke-manusia-an-Nya tidak dapat menghilangkan hakekat keIllahian-Nya, IA Hidup.
-JP