ADA BEBERAPA MOTIF ORANG YANG PENUH KEPALSUAN: MENGHUJAT KEBENARAN

1.Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. 2 Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. 3 Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. 2 Petrus 2:1-3

Bacaan Alkitab
1 Timotius 6:1-21

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebenaran berarti, “Keadaan yang benar atau sesuai dengan sesungguhnya.” Sedangkan kata menghujat berasal darikata hujat yang sama dengan “fitnah’ yang berarti, ‘Tuduhan, perkataan, cerita, dan sebagainya yang drada-adakan untuk menjelekkan orang lain atau menodai, menjelekkan orang lain, dan sebagainya agar orang tersebut dianggap bersalah. Dalam 2Petrus 2:2 dikatakan, ‘Banyak orang yang mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka jalan kebenaran akan dihujat.” Kebenaran yang dihujat ialah kebenaran Firman Allah atau Alkitab. Guru-guru palsu sangat pandai dalam memutarbalikkan kebenaran. Mereka menghujat kebenaran dengan cara menambah atau mengurangi bagian FirmanTuhan sehingga makna yang sebenamya hilang, seperti yang terdapat dalam 2Petrus 2:I dan Yudas 3,4. Mereka menyangkal atau tidak mengakui penguasa yaitu Yesus Kristus yang telah menebus mereka. Bidat adalah suatu ajaran yang tidak sesuai dengan pengajaran doktrin Alkitab yang menyeluruh, yang bukan kebenaran ortodoks. Baik itu penambahan, maupun pengurangan tentang apa saja pada pengajaran kebenaran Alkitab yang ortodoks; atau terlalu memberikan penekanan pada suatu butir dan melalaikan butir yang lain; atau mengalih tafsirkan makna sebenarnya. Bahkan dalam pelayananya, guru-guru palsu tersebut mengajarkan tidak diharuskan hidup suci. Mereka diajak untuk hidup dalam berbagai-bagai dosa yaitu dengan menuruti hawa nafsu (ayat 2,7; Yudas 4,16). Dan jika kita perhatikan di ayat selanjutnya yakni 10-19 maka kita dibawa kepada kesimpulan bahrva para pengikut guru palsu juga tidak diharuskan untuk taat kepada kebenaran. Hal ini bertentangan dengan kebenaran Firman Allah yang mengatakan, “Kuduslah kamu, sebab aku, TUHAN, Allahmu kudus (Imamat 19:2). Meski tahu bahwa banyak guru palsu menghujat jalan kebenaran tetapi ajaran mereka tersebut diterima oleh orang-orang yang mendengarnya, dikarenakan cara dan metode yang dipakai sangat baik dan digemari oleh pengikut-pengikutnya. Ini yang menjadikan perhatian kita bersama bahwa dosa dan kejahatan seringkali masuk dengan metode yang menyenangkan hati dan telinga orang percaya lainnya. Padahal sesungguhnya itu kekejian bagi Tuhan. Mari awasi diri kita dan ajaran kita bersama. -ANT