ADA BEBERAPA MOTIF ORANG YANG PENUH KEPALSUAN: KEBINASAAN.

1.Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. 2 Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. 3 Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. 2 Petrus 2:1-3

Bacaan Alkitab
1 Timotius 4:1-16

Mungkin beberapa di antara kita ada yang mengingat ini bahwa dalam budaya jawa, guru merupakan singkatan dari digugu Ian ditiru (dipercaya dan diikuti). Dengan demikian, seorang guru merupakan sosok pemimpin bagi para siswa. Jika sang guru memberikan contoh yang salah, maka ada kecenderungan para siswa akan melakukan hal yang sama. Apabila guru palsu tetap dipertahankan, maka kehidupan para siswa sedang dibawa menuju jurang kehancuran. Jika kemudian kehadiran guru juga disejajarkan dengan kehadiran pemimpin, maka apabila ada seorang pemimpin palsu, maka keberadaannya tentu sangat meresahkan. Ia pasti membawa suatu keributan, memperkeruh suasana, bahkan memicu munculnya konflik yang besar. Sebuah organisasi baik yang besar maupun kecil, dapat hancur apabila pemimpin palsu dibiarkan begitu saja. Suasana damai sejahtera pasti tidak dirasakan oleh orang-orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Untuk mengenali dan melihat dengan jeli sosok guru dan pemimpin palsu ditengah jemaat maka kita bisa berangkat dari ciri-ciri bukan fisik melainkan motif dari yang bersangkutan. Berdasarkan nats yang kita baca, Rasul Petrus memberikan kepada konfirmasi kepada kita tentang beberapa motif munculnya para guru dan pemimpin palsu yakni: pertama, bahwa tujuan mereka sesungguhnya adalah membawa orang percaya kepada kebinasaan, karena mereka sendiri adalah hamba kebinasaan. Sesungguhnya apakah itu hamba Kebinasaan? Memahami hal ini kita perlu melihat kembali tentang apa fungsi dan tugas seorang guru. Bahwa akhirnya guru palsu itu tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai guru asli. Rasul Petrus katakana bahwa didapati dalam rumah tangganya tidak berfungsi dan berperan sebagaimana mestinya. Tidak dapat menjalankan panggilan keimamannya bagi istri dan anak, yakni memimpin, membina, mengarahkan dan bahkan memenuhi kebutuhan yang menjadi kebutuhan keluarganya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Pastinya ada yang salah dengan keimanannya, ketiadaan komitmen, kepercayaan yang kuat dan berakar di dalam Kristus dan semua firman dan peraturan-Nya. Bisa jadi dia adalah seorang yang dikenal sebagai orang percaya yang berdedikasi dihadapan manusia, tetapi dihadapan Allah yang tidak akan pernah bisa ditipu dan tertipu jelas bahwa dia menjadi bagian daripada kegelapan. Bukan anak Tuhan yang sesungguhnya tetapi seperti sosok yang menyerupai malaikat terang. Namun itu semua palsu karena dia mengingkari kuasa dan keilahian Kristus. Dia tidak menjadi terang dalam kegelapan, karena itu apa yang dikerjakannya pasti bukanlah datang dari Allah. Melainkan dari bapa segala pembohong yakni Iblis. Mari selidiki hati kita dan diri kita apakah kita menjadi bagian dari anak terang atau kegelapan yang berujung pada kebinasaan kita sendiri. -ANT