SIAPA YANG PALSU?
1.Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. 2Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. 3Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. 2 Petrus 2:1-3
Bacaan Alkitab
1 Timotius 2:1-15
Tujuan Rasul Petrus menulis surat ini, salah satunya adalah bukan hanya berisi nasihat bagi orang percaya agar mereka dengan tekun mengejar kesalehan dan pengenalan yang benar akan Kristus, tetapi juga untuk membeberkan dan menolak tindakan yang berakal busuk dari para nabi dan guru palsu di kalangan gereja di Asia Kecil yang sedang meruntuhkan kebenaran rasuli. Jikalau sebelumnya kita sudah mengetahui sebab-sebab para pengajar palsu bisa muncul, maka kita kali ini mau belajar fokus kepada siapa sesungguhnya guru-guru palsu itu. Dalam konteks kekinian sesungguhnya bentuk pengajar palsu bukan hanya membicarakan fisik manusia tetapi juga ada banyak bentuk guru palsu. Namun bagaimana dengan guru palsu yang dijumpai oleh Petrus? Rasul Petrus memberikan beberapa clue untuk mengidentifikasi siapakah sesungguhnya guru palsu itu. Pertama, selalu muncul di kalangan orang percaya dan bukan berasal dari luar komunitas orang percaya. Kedua, mereka selalu terlihat lebih berpendidikan atau paling tidak memiliki pengetahuan di atas rata-rata. Ketiga, materi yang diajarkan selalu berbeda dengan apa yang diajarkan oleh firman Tuhan bahkan senantiasa mengingkari keilahian dan kemanusiaan Kristus serta karya-karya-Nya. Keempat, hidupnya selalu penuh dengan hawa nafsu, serakah dan berusaha mencari keuntungan sendiri. Kelima, kebenaran yang sejati banyak disangkal sebaliknya kebenaran yang berlaku adalah kebenaran menurut ukuran pemandangannya sendiri. Jika kelima hal ini Anda jumpai maka sesungguhnya Rasul Petrus memperingatkan bahwa mereka yang terjebak pada guru-guru palsu dan pengajarannya maka dikatakan akan menemui kebinasaan sama seperti akhir dari guru palsu itu sendiri yakni kebinasaan. Mungkin sebagian besar kita akan berkata bahwa kelima ciri itu tidak ditemukan secara hurufiah dalam diri kita. Dan itu memang harapan bersama. Tetapi jikalau jujur dalam mengintrospkesi diri, apakah tidak mungkin kita secara sadar memberikan kontribusi hal-hal yang terjadi dalam diri para guru palsu sebagian besar juga kita jumpai dalam diri kita. Siapa yang tidak pernah menjadi orang yang penuh dengan hawa nafsu, serakah atau pun mencari keuntungan diri sendiri? Padahal kita mengaku sudah menjadi orang yang sudah lahir baru dan diberikan kuasa untuk mematikan dosa dan segala hafa nafsu. Apakah ketika kita menjadi tidak lagi percaya pada kuasa Allah dan kemudian kesaksian hidup yang demikian, dilihat dan dinikmati oleh orang-orang yang paling dekat dengan kita, mungkin anak kita, atau suami dan istri kita? Bukankah kita juga sedang mengajarkan kepada mereka tentang hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan. Mungkin kita tidak menjadi guru palsu secara hurufiah tetapi kita sudah mengerjakan apa yang telah mereka lakukan. Mari selidiki diri. -ANT