UTUSAN & RESIKO-NYA

34Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 35Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 36Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 37Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 38Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 39Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Matius 21

Bacaan Alkitab
Efesus 1:1-23

Dalam perumpamaan tentang Kebun Anggur Yesus menceritakan kisah di atas. Salah satu yang ditekankan tentang respon dari penggarap-penggarap yang seharusnya memberikan bagian kepada sang tuan tanah. Bukan saja bagian itu tidak diberikan, melainkan para penggarap ini tidak menghargai sang tuan tanah yang empunya kebin anggur ini dengan cara menghinakan & menyengsarakan para utusan sang tuan tanah. Para hamba kloter pertama ada yang dipukuli, dilempari batu & dibunuh. Demikian pula yang terjadi kepada para hamba yang diutus di kloter ke-2. Utusan berkutnya, sang anak yang seharusnya disegani anak itupun dibunuhnya setelah melewati beberapa penganiayaan.
Bila kemarin kita merenungkan sebuah alternative terhadap kemungkinan respon yang muncul diterima atau ditolak. Hari ini kita merenungkan tentang sebuah kosekuensi yang harus diterima oleh seorang utusan. Utusan Daud (hari 1 & 2) dipermalukan; utusan Pemilik Kebun Anggur dibunuh; Kisah dalam Ibrani 11 tentang tokoh iman yang mati sahid dalam menyampaikan berita kerajaan Allah agar dunia diperdamaikan dengan Allah; Lalu, bagaimanakah dengan kita sebagai utusan-Nya? Terimalah kepercayaan-Nya sbg hak istimewa & kerjakan!
-JP