STRIVE AND SURVIVE
27.Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, 28. dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. 29. Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,30. dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku. (FILIPI 1:27-30)
Bacaan Alkitab
1 Korintus 9:1-26
Dalam beberapa kali kesempatan ketika melayani di kota Pematang Siantar, ada dipertemukan dengan pengalaman sebagai tamu dalam pernikahan adat Batak. Hal yang paling membuat saya merasa tidak nyaman adalah ketika hadir disana dan masuk dalam prosesi adat dimana diberikan kesempatan kepada semua tua-tua adat dan orang tua untuk memberikan wejangan atau nasihat. Artinya perwakilan yang telah ditunjuk memberikan banyak petuah dan nasihat sebagai bekal hidup ketika mempelai yang menikah nantinya memasuki pernikahan bersama yang tentunya akan menghadapi banyak pengalaman termasuk badai hidup pernikahan. Dan hal ini bisa berlangsung berjam-jam tergantung jumlah
orang tua dan tetua adat yang telah ditunjuk untuk diberikan kesempatan berbicara termasuk tidak ada pembatasan durasi jam dalam session ini. Bisa terbayang para tamu yang hadir akan merasakan tekanan jenuh karena mendengar nasihat-nasihat yang bahkan mungkin
beritanya sama dan terulang dengan kalimat dan orang yang berbeda. Sesungguhnya hal ini sungguh amat baik, karena orang tua dan tetua yang telah menjalani pengalaman lebih dahulu memberikan banyak sekali bekal nasihat. Saya tidak tahu apakah ada banyak diantara
kita sebagai anak setia untuk memperhatikan segala nasihat yang diberikan oleh orang tua. Atau bahkan sebaliknya adakah banyak orang tua yang dengan setia terus memberikan perhatian berupa nasihat dan segala masukan bagi anak-anak-nya. Paulus menuliskan bagian ini sebagai seseorang yang telah juga lebih dahulu hidup dalam perjuangan iman yang tidak mudah. Dengan pengharapan bahwa kelak, jemaat Filipi siap juga menghadapi perjuangan iman yang tentunya tidak mudah dan bisa saja sangat berbeda kesulitannya.
Paulus dalam perjuangan imannya telah berani mengambil resiko untuk di penjara (1:12-13). Bukan hanya itu saja Paulus juga mengalami bagian bagaimana hidup dan nyawanya berada dalam ketidakpastian, karena pengadilan Romawi yang tentunya jauh dari keadilan. Yang
bahkan mungkin berujung pada kematian (1:20-26). Namun ditengah kesulitan hidup seperti ini, Paulus justru semakin menyakini bahwa hanya dalam Kristus saja ada ketetapan, keadilan dan kehidupan. Untuk itu Paulus menghendaki kepada setiap jemaat di Filipi untuk hidup terus
berpadanan dengan Injil supaya terus diberikan kekuatan dan pimpinan dalam berjuang dan bertahan meski hidup yang dijalani sungguh amat sulit. Jelas nasihat seperti ini tidak boleh untuk diabaikan dan justru seharusnya menjadi nasihat yang pakem yang tak lekang oleh
zaman. Berpadanan hanya kepada Injil memiliki pemahaman bahwa mereka yang sudah dihidupkan oleh Injil Kristus melalui karya salib itu dikehendaki juga untuk menghidupi Injil itu. Berjuang bukan hanya untuk menghadapi kesulitan hidup tetapi juga sekaligus berjuang untuk
senantiasa menghidupkan Injil meski mengalami banyak tantangan. Atau bahkan setidaknya meski sulit melangkah, kita juga dikehendaki tetap bertahan hidup dengan Injil. Mari terus dikerjakan. Karena pastinya ada kekuatan dari Roh Kudus yang membuat kita tetap harus
berjuang dan bertahan. -ANT