BIJAK-SANA atau BIJAK-SINI
5 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. 6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. 7 Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; 8…
9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, 10maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. 11 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN,
dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. 12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
Amsal 3
Bacaan Alkitab
Roma 12:1-20
Hikmat yang dibicarakan sebenarnya berhubungan dengan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Jika kita memberi respons yang sesuai dengan
kehendak-Nya, maka buah-buah kehidupan dengan hasilnya akan mengalir. Bagaimana caranya? Pertama, percaya kepada Tuhan dengan
segenap hati dan mengakui Dia dalam segala hal (ay. 5-6); kedua, bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan tidak pada diri sendiri (ay. 7-8);
ketiga, memuliakan Tuhan dengan harta (ay. 9-10). Cara hidup seperti inilah yang menjadi manifestasi ketergantungan manusia kepada Tuhan, Sang Sumber Hikmat.
Berkat dan hikmat. Bila kita memiliki cara hidup orang berhikmat, maka berkat itu akan kita nikmati, seperti: panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera, mendapatkan kasih dan penghargaan dari Allah dan manusia; jalan kita diluruskan, dan lumbung-lumbung kita akan diisi penuh bahkan sampai melimpah-limpah. Kita memiliki cara hidup orang berhikmat, bukan supaya berkat-berkat ini mengalir dalam hidup kita; tetapi yang benar adalah karena kita memang memiliki cara hidup demikian, maka berkat-berkat ini akan menjadi buah-buah kehidupan kita.
DOA: Ya Tuhan, terima kasih atas segala berkat-Mu. Ingatkanlah
aku selalu akan hikmat-Mu agar selalu mempermuliakan-Mu.
-JP