IDENTIFIKASI DUNIA TAK BERGEMBALA: KELETIHAN HIDUP (1)

35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. 36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. 37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. 38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” Matius 9:35-38

Ada dua penyebab seseorang itu bisa mengalami yang namanya keletihan atau kelelahan dalam hidupnya. Penyebab yang pertama adalah karena terlalu banyak kegiatan dan itu berlangsung secara terus-menerus. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat bekerja tanpa mengambil waktu untuk beristirahat. Sebagai orang percaya, firman Tuhan katakana bahwa Tuhan telah menyediakan waktu khusus untuk beristirahat dari semua pekerjaan dan sebagai seorang Kristen kita juga dipanggil untuk menyediakan waktu-waktu tertentu untuk berada bersama Allah sewaktu beristirahat. Dan yang paling melelahkan adalah bahwa kita tidak memberikan kesempatan kepada Allah untuk berbicara kepada kita. Karena mungkin kita tidak terampil dan terbiasa untuk menjadi hening dan untuk mendengarkan. Kita tidak memberikan kepada Allah waktu untuk mengisi diri kita kembali dengan energi dan kekuatan spiritual, karena kita terlalu bodoh untuk tidak menyediakan waktu cukup untuk menantikan Dia. Bagaimana kita dapat memikul beban-beban kehidupan apabila kita tidak mempunyai kontak dengan Dia yang adalah Tuhan segala kehidupan yang baik? Bagaimana kita dapat melakukan pekerjaan Allah kalau tidak dalam kekuatan-Nya? Bagaimana kita dapat menerima kekuatan itu kalau kita tidak mencari kehadiran Allah dalam keheningan? Penyebab yang kedua, kita menjadi orang yang menarik diri terlalu lama. Tuhan Yesus berkali-kali memberikan teladan untuk kita juga bukan hanya menyediakan waktu untuk istirahat dan bersekutu dengan Dia tetapi juga menyediakan momen-momen untuk kita berdiam diri sejangka waktu dalam doa untuk selanjutnya melangkah kembali bersama dengan Tuhan dalam karya nyata. Doa yang tidak diwujudkan dalam karya bukan doa yang riil. Ora et labora yang dimulai oleh para rahib Benediktin memang bukanlah sekadar motto kosong. Kita tidak pernah boleh mencari persekutuan dengan Allah agar dapat menghindarkan diri dari persekutuan dengan sesama manusia, melainkan untuk menyiapkan diri kita agar lebih baik dalam bersekutu dengan sesama manusia. Ritme kehidupan Kristiani adalah pertemuan selang-seling dengan Allah dalam tempat yang terpencil, dalam keheningan atau katakanlah di tempat rahasia dan melayani sesama manusia di tengah dunia. Kedua penyebab orang menjadi lelah dalam hidup bisa menimpa siapa saja, baik itu orang belum percaya maupun orang yang sudah percaya. Ketika menjadi lelah maka orang bisa menjadi disorientasi, dia kehilangan arah dalam hidup dan ketika tidak ada yang menolong maka kita akan makin tersesat dan makin lelah untuk menjalani hidup. Ketika di persimpangan jalan, kita tidak tahu jalan mana yang harus diambil. Hanya apabila Yesus memimpin kita dan kita mengikuti-Nya, maka kita dapat menemukan jalan yang kita cari. Sosok domba yang lelah juga tidak lagi punya kekuatan untuk melangkah menemukan padang yang berumput hijau dan makanan bagi dirinya. Kita membutuhkan kekuatan yang dapat membuat kita berjalan terus. Kita memperoleh kekuatan untuk hidup hanya dari Dia, sang Roti Kehidupan. -Ant

Bacaan Alkitab
Keluaran 26-27
Markus 9
Mazmur 36
Amsal 8:1-11