TIDAK KENAL KARENA TIDAK TAHU?

Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: “Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Markus 2: 5-8

Bacaan Alkitab
Yakobus 3:1-18

Tidak mengenal bisa saja disebabkan paling tidak dua hal, yang pertama, tidak kenal karena memang tidak tahu. Manusia terbatas dalam mengakses berbagai informasi atau menguasai segala sesuatu yang ada dalam dunia yang begitu luas dan besar ini. Sehingga banyak hal yang kita tidak tahu. Misalnya, hal-hal yang baru di dalam hidup kita. Seseorang yang baru ketemu dengan kita, tentu kita tidak mengenal dia. Atau kita datang di tempat yang sama sekali baru bagi kita. Yang kedua, tidak mengenal karena tidak mau mengetahui atau mengenal, atau dengan kata lain ada penolakan atau mungkin ada ketidak sukaan dan kebencian.
Sangat mungkin orang banyak, termasuk orang yang membawa orang lumpuh itu di hadapan Yesus, adalah orang yang pengenalan mereka akan Yesus sangat terbatas dan jelas sangat beda dengan ahli taurat. Pengenalan mereka kebanyakan mereka dapat dari apa yang mereka dengar ketika beribadah atau dari informasi lain. Apalagi orang yang lumpuh itu. Tetapi iman mereka luar biasa, sampai-sampai Tuhan Yesus memberikan pujian. Ini sangat jarang terjadi. Walaupun beberapa penafsir mengatakan bahwa itu anugerah Tuhan.
Memang kalau kita melihat dari realita kehidupan sehari-hari kita, ada orang awam yang pemahaman teologianya sangat sederhana, tetapi hidup keagamaannya sangat kuat. Mereka melayani sering tanpa pamrih. Mereka mengasihi dan memberi dengan tulus ikhlas. Apakah seperti janda miskin yang memberi perembahan dalam kekurangannya? Bagaimana kita memahami apa yang dikatakan Tuhan Yesus: yang terdahulu menjadi yang kemudian? Sebaliknya, yang kemudian menjadi terdulu? Kita diposisi mana? -FD