WHEN MISSIONS GOES WRONG: LAHIR UNTUK MEMBANTU ALLAH
Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya. Matius 24:14
Bacaan Alkitab
Efesus 4:1-32
Ayat ini menjadi salah satu ayat yang seringkali dipahami secara keliru, yaitu bahwa melalui pekerjaan pekabaran Injil kita sedang membantu Allah dan mempercepat kedatangan Tuhan kedua kali. Dengan kata lain mereka yang berpandangan demikian berlomba-lomba untuk mengambil bagian dalam pekerjaan misi dengan pemahaman bahwa jika mereka tidak memberitakan Injil maka itu akan berdampak kepada semakin lamanya Tuhan datang. Ada beberapa persoalan dalam pandangan ini; pertama, kita percaya bahwa Tuhan memiliki agenda dan apa yang kita kerjakan tidak akan bisa mengubah atau pun mempengaruhi agenda Tuhan. Tuhan bukan pribadi yang keputusannya bergantung pada apa yang kita lakukan atau tidak lakukan. Kedua, pandangan seperti itu menimbulkan perasaan berbangga diri yang salah, karena merasa telah membantu agenda kedatangan Tuhan dan dengan demikian ketika Tuhan datang menyatakan kemuliaan-Nya sedikit banyak itu adalah jasa mereka yang telah memberitakan Injil. Kisah Rasul 17:24-25 menuliskan, Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumitidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa,. Perasaan berbangga karena telah membantu agenda Allah tentu bermasalah karena menempatkan Allah pada posisi yang membutuhkan pertolongan manusia. Melakukan pekerjaan misi bukanlah upaya untuk membantu Allah, melainkan sebuah hak istimewa yang Allah berikan kepada kita untuk terlibat dalam karya keselamatan-Nya. Ketika kita tidak mau mengambil bagian dalam pekerjaan ini tentu bukan Tuhan yang dirugikan, karena agenda Tuhan tetap berjalan dengan atau tanpa kita. Tuhan bisa membuat keledai Bileam berbicara (Bil 22:27-31), Dia juga bisa membuat batu-batu berteriak jika Ia menghendaki (Luk 19:40). Tuhan tidak kekurangan orang dan cara untuk menggenapi rencana-Nya. Jika kita tidak mau ambil bagian, justru kita lah yang rugi, karena kita menyia-nyiakan hak istimewa yang Allah berikan. Kita lah hamba yang jahat dan bodoh yang tidak mengerjakan apa yang Tuan kita titip dan perintahkan. –Dan